Dalam rangka memperingati 12 Tahun musibah gempa dan Tsunami di Aceh, Museum Tsunami Aceh sebagai salah satu ikon wisata di Aceh akan ikut serta dalam agenda tahunan peringatan tersebut.
“Tema kegiatan kali ini “Night at The Museum” dimana Museum akan dibuka pada malam hari dan pengunjung hanya diizinkan masuk dalam rombongan kecil minimal 10 orang pengunjung,” sebut Meili Nuzuliana, Bidang Komunikasi Museum Tsunami Aceh, Sabtu (24/12/2016).
Meili menyebutkan, acara tersebut akan dimulai pada Minggu, 25 Desember 2016 malam pukul 19.00 sampai selesai diperkirakan hingga 22.00 WIB.
“Jalur yang akan dilalui pengunjung yaitu mulai pintu masuk utama menuju Lorong Tsunami, ruang Memorial Hall, Sumur Doa dan Jembatan Perdamaian hingga Lobby 2 Museum. Setelah rute tersebut pengunjung akan dibawa menuju pintu keluar dan berkumpul di Panggung Ampiteater,” jelasnya.
Durasi kunjungan, tambah Meili dalam agenda Museum Trip akan berakhir pada pukul 21.00 saat pintu masuk utama ditutup.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah selain melihat Museum dimalam hari, pengunjung diharap mampu menangkap makna tersirat dari rute kunjungan yang telah dilalui. Selanjutnya acara seremonial dan beberapa persembahan akan ditampilkan di Ampiteater,” tambahnya.
Selain Museum Trip juga akan ada beberapa persembahan yang ditampilkan seperti kegiatan sharing pengalaman korban gempa dan tsunami serta pemutaran video dokumenter Tsunami Aceh 2004 serta yang terbaru gempa Pidie Jaya 7 Desember lalu.
Sementara itu, akan ada pula persembahan puisi serta penampilan seni dan budaya dari Dindin Perkusi.
Salah satu agenda penting dari kegiatan ini, yaitu akan dilakukan penggalangan dana bagi korban gempa Pijay saat pemutaran Video dokumenter berlangsung dimana nantinya staff Museum sebagai panitia acara akan berkeliling untuk pengumpulan sumbangan.
Night at The Museum diharapkan tidak semata menjadi seremonial belaka, namun ada pesan-pesan positif yang didapatkan pengunjung saat mengikuti rangkaian acara tersebut.